//

Rabu, 29 April 2009

Penyu dalam Khotbah Jumat

KUALA LUMPUR -- Khotbah Jumat di masjid-masjid negara bagian Terengganu, Malaysia, pekan ini akan amat berbeda. Pelestari lingkungan Malaysia mengatakan khotbah akan diisi dengan ajakan melindungi penyu. Apalagi Terengganu pernah menjadi tempat perkembangbiakan utama binatang yang terancam punah itu. 

Para imam akan menekankan betapa pentingnya perlindungan lingkungan sekaligus mengingatkan agar umat tidak memburu telur penyu, mengotori laut, dan menangkap ikan secara berlebihan. "Jika perilaku seperti itu berlanjut, bayangkan apa yang nanti tersisa bagi generasi mendatang? Mungkin kelak cucu kita tidak tahu lagi tentang penyu," demikian sebagian isi khotbah yang akan dibacakan Jumat mendatang. 

Rahayu Zulkifli dari lembaga konservasi World Wildlife Fund (WWF), yang bertanggung jawab menjalankan proyek konservasi penyu di Terengganu, mengatakan gagasan memasukkan konservasi ke dalam materi khotbah adalah inisiatif bersama para ulama setempat. 

"Di kalangan masyarakat yang didominasi Melayu muslim seperti ini, mereka menghormati apa yang dikatakan sang imam," katanya. "Ini jalan agar pesannya sampai ke komunitas lokal yang masih mengonsumsi telur penyu secara bebas."

 



Tahun ini, secara mengejutkan sejumlah penyu kembali mendatangi Terengganu. Menurut Munir Mohamad Nawi, Direktur Departemen Perikanan Malaysia, ada delapan lubang berisi telur penyu, tapi tak satu pun telur itu dibuahi karena minimnya penyu jantan di daerah tersebut. 

"Upaya konservasi kami menunjukkan hasil positif sehingga program ini harus terus digenjot," katanya. "Khotbah ini akan membantu meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab mereka untuk melestarikan alam di kalangan umat muslim di negara bagian ini, terutama penyu belimbing, karena itu adalah bagian dari warisan kami." 

Pantai Terengganu juga menjadi lokasi pendaratan penyu hijau, spesies penyu terbesar kedua setelah penyu belimbing. Penyu Olive Ridley dan penyu sisik juga kerap bertandang ke kawasan itu, meskipun kedua spesies tersebut makin jarang terlihat.

sumber: koran tempo

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes