//

Kamis, 02 April 2009

Setetes Air pun Berharga

Dalam novel epik ekologis Dune (1965), Frank Herbert mengambil latar gurun Arrakis di tata bintang lain. Planet itu sangat kering, sehingga air sangatlah berharga sampai-sampai keringat dan kelembapan napas pun diserap dan dipurifikasi menjadi air minum. 

Kini, para ilmuwan dan teknisi di Marshall Space Flight Center (MSFC) NASA pun mengikuti fiksi ilmiah itu dan merealisasinya. Selama beberapa tahun terakhir, mereka mencoba membuat sebuah sistem yang dapat menyerap urine dan karbon dioksida yang dikeluarkan dalam pernapasan serta mengubahnya menjadi air siap minum dan oksigen. 

Sistem ini amat berarti bagi kesuksesan misi antariksa karena bisa mendaur ulang 93 persen dari seluruh uap air, termasuk air kencing para astronot. Itu berarti NASA tak perlu mengirim air lagi ke stasiun antariksa internasional ISS.
"Pada misi antariksa awal, Mercury, Gemini, dan Apollo selalu membekali diri dengan air dan oksigen, serta membuang limbah gas maupun cairannya ke antariksa," kata Robert Bagdigian, ilmuwan MSFC. "Masalahnya, tidak mungkin membawa berton-ton air dan oksigen dalam misi jangka panjang ke bulan atau Mars."
Sistem baru yang dinamai Water Recovery System ini adalah hasil kerja sama ilmuwan NASA dan Michigan Technological University. Mereka menjamin, alat ini dapat mengubah pipis menjadi air murni yang dapat menyaingi mata air pegunungan. 

David Hand, peneliti utama proyek yang berlangsung pada 1993-1997 di universitas itu masih mengingat masa awal riset tersebut. "Kami menerima botol keringat dari NASA," ujarnya. "Kami mengadakan eksperimen pada sistemnya, menghitung setiap langkah, mengevaluasi, dan membuat rekomendasi." 

Dalam sistem baru ini, pipis dan "teman-temannya" menjalani proses penyulingan awal, lalu airnya dialirkan ke dalam alat pemroses air. Alat itu menyaring semua ampas seperti rambut dan serat. Air yang tersisa dialirkan melalui serangkaian pelapis multifiltrasi yang bisa membuang semua kontaminan lewat penyerapan dan pertukaran ion.
"Yang tersisa tinggal beberapa zat organik dan larutan tak terserap yang dimasukkan ke dalam reaktor yang memecahnya menjadi karbon dioksida, air, dan ion," kata Hand. Setelah pengecekan kuman selesai, air dibersihkan kembali dan akhirnya siap diminum. 

Berkat riset universitas itu, NASA dapat mengembangkan sistem yang jauh lebih efisien, baik dalam hal desain maupun sistem filtrasi. Perombakan ini meningkatkan kapasitas sampai 30 persen. Itu berarti NASA tak perlu mengirim suplai tambahan ke antariksa setiap tahun. "Kelihatannya seperti coba-coba saja, tapi ini menghemat pengeluaran NASA sampai US$ 600 ribu per tahun," kata Layne Carter, peneliti utama Water Recovery System, NASA. 

-0,3 liter air digunakan untuk membilas setiap 1,2 liter urine. Bau tak sedap dikontrol dengan aditif asam sulfur dan kromium trioksida.-Tangki urine.
-Silinder destilasi.
-Tangki air garam.
-Pemutaran silinder memisahkan sebagian besar air dari urine, sisanya dimasukkan ke tangki air garam untuk diproses kembali.
-Air yang telah disuling bercampur dengan air limbah lainnya.
-Embun dari binatang laboratorium.
Pengembunan uap air yang berasal dari aktivitas menggosok gigi, mencukur, dan mencuci.
-Tangki air limbah.
-Pembuangan kotoran berukuran besar.
-Filter partikel.
-Alas filtrasi berganda.
-Pembuangan kontaminan terlarut.
-Reaktor katalitik 130 derajat Celsius.
-Pemanasan membunuh bakteri, jamur dan virus, serta membuang residu etanol dan alkohol.
-Alas pertukaran ion.
-Membuang produk sampingan reaktor katalitik, seperti CO2.
-Air kurang bersih.
-Sensor Tes Air.
-Siap diminum.
-Tangki Air Bersih.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes